top of page

5 Langkah Tepat Pendampingan bagi Korban Bullying

WORLD MENTAL HEALTH DAY

Bersama Dr Fransiska M. Kaligis, SpKJ(K)

Klik disini untuk cek jadwal dokter!


MetroHealth RS MMC - Bullying atau perundungan adalah sesuatu yang banyak dialami oleh anak dan remaja. Survei menunjukkan bahwa setengah dari anak dan remaja pernah mengalami setidaknya satu perundungan selama masa sekolah mereka, dan sebanyak 10% anak mengalami perundungan secara terus menerus. Untuk itu, harus segera dilakukan penanganan dan pendampingan bagi para korban perundungan tersebut.


Perundungan bisa dilakukan secara fisik atau verbal. Kini, dunia maya juga bisa menjadi tempat yang masif untuk melakukan perundungan. Imbasnya korban akan mengalami gangguan perkembangan sosial, emosional, hingga menurunnya performa di sekolah. Lebih jauh, bahkan tak sedikit korban yang melakukan percobaan bunuh diri.


Menurut Dr. Fransiska M. Kaligis, SpKJ(K), Dokter Spesialis Psikiatri Anak RS MMC, pelaku perundungan bisa jadi merupakan korban sebelumnya. Pelaku juga bisa melakukan hal tersebut karena merasa tertekan, marah, atau kesal karena kejadian di sekolah atau di rumah. Sementara karakteristik korban perundungan itu yakni anak-anak yang pasif, mudah diintimidasi, atau memiliki sedikit teman. Korban juga biasanya lebih muda atau memiliki badan yang lebih kecil daripada pelaku, memiliki harga diri yang rendah, mengalami depresi atau kegelisahan, dan memiliki kesulitan dalam membela diri.


Peran Orang Tua menjadi Solusi Utama

Korban perundungan seringkali enggan bersuara ketika mendapat perlakuan tidak menyenangkan karena takut.


Langkah pertama yang perlu orang tua lakukan adalah dengan menjadi pendengar yang baik bagi anak. Tangkap kegelisahan anak dan berikan dukungan emosional.


Kedua, mintalah bantuan dari guru atau konselor sekolah. Sekolah kerap menjadi lokasi perundungan, dengan pengawasan yang tepat diharapkan dapat mencegah terjadinya perundungan. Orang tua juga dapat menyarankan sekolah untuk menerapkan program anti-bullying seperti mediasi teman sebaya, resolusi konflik, dan pelatihan manajemen kemarahan.


Ketiga, jangan mendorong anak untuk melawan pelaku perundungan. Sarankan dia untuk menjauhi pelaku perundungan atau mencari bantuan dari guru atau orang dewasa lainnya.


Keempat, bantu anak untuk melatih apa yang harus dikatakan kepada pelaku perundungan sehingga ia akan berani di waktu berikutnya. Dorong pula anak untuk bepergian secara berkelompok saat pulang-pergi sekolah atau pada acara-acara lainnya. Pelaku perundungan cenderung tidak akan mengganggu anak-anak yang berkelompok.


Kelima, bekerja samalah dengan sekolah untuk memastikan terdapat perlindungan dari intimidasi melalui pengawasan orang dewasa, adanya konsekuensi bagi pelaku perundungan, dan adanya pesan sekolah yang jelas bahwa tindak perundungan akan dianggap serius. Ajak pula anak untuk menjelajahi situs web mengenai perundungan bersama-sama. Anak akan merasa lebih tenang jika mengetahui bahwa mereka tidak sendiri.


Bagi orang tua dengan anak pelaku perundungan, harus menyadari bahwa anak-anak yang melakukan perundungan berada dalam risiko untuk masalah perilaku yang lebih serius. Penting bagi orang tua untuk menegaskan pada anak bahwa perundungan merupakan perbuatan yang tidak bisa ditolerir. Dorong anak untuk bertanggungjawab. Berikan konsekuensi yang adil tetapi konsisten jika anak melanggar peraturan. Sebaliknya berikan pujian kepada perilaku yang baik.


“Habiskan lebih banyak waktu dengan anak dan pantau dengan cermat aktivitas mereka, termasuk di mana dan dengan siapa mereka menghabiskan waktu mereka. Awasi penggunaan situs jejaring sosial,” ujar dr. Fransiska.


Bekerja samalah dengan sekolah untuk memastikan bahwa anak dimintai pertanggungjawaban atas perilaku perundungan yang dilakukannya. Minta sekolah untuk memberi informasi tentang peristiwa perundungan lebih lanjut. Bangun kekuatan dan atribut positif anak. Dorong mereka untuk terlibat dalam kegiatan sosial dengan seorang panutan yang baik. (MNS/DDY)


Sumber:

https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Bullying-080.aspx

https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Resource_Centers/Bullying_Resource_Center/FAQ.aspx#question1


 

Klik disini untuk pendaftaran konsultasi!

367 views
bottom of page