top of page

Ketahui Dengan Jelas Jenis Gangguan Hati

Updated: Jul 1, 2022



Metrohealth - Hati menjadi salah satu organ terbesar dan terpenting yang dimiliki manusia. Organ ini berada pada di bagian kanan atas perut dan terlindungi oleh tulang rusuk serta diafragma. Hati memiliki peran yang sangatlah penting bagi kesehatan tubuh yaitu sebagai penetralisir racun, menghasilkan protein, hingga membantu tubuh dalam mencerna makanan.


Lebih dalam lagi, jenis gangguan hati apa saja yang dapat terjadi apabila hati tidak menjalankan fungsinya dengan baik? Mari simak pembahasannya!


Gangguan Hati

Baik di negara maju dan berkembang, disfungsi hati tetap menjadi masalah kesehatan utama. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi penyakit hati yang tinggi. Insiden kerusakan hati sangat tinggi dimulai dengan kerusakan tidak permanen tetapi dapat bertahan lama. Salah satu penyebab kerusakan hati adalah obat-obatan. Gangguan hati yang disebabkan oleh banyaknya faktor lain seperti infeksi virus atau konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan hati. Obesitas juga dikaitkan dengan kerusakan hati.


Adanya virus, konsumsi obat - obatan, alkohol dan penyakit iskemik menjadi beberapa penyebab gangguan hati. Meskipun gangguan hati pada umumnya terbagi pada beberapa jenis seperti hepatitis kronis, sirosis, kanker hati dan lain - lain. Namun perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan tipe pada gangguan hati yang bertujuan untuk menentukan prognosis dan penatalaksanaannya.


Jenis Gangguan Hati

Hepatitis

Istilah “hepatitis” dapat digunakan untuk semua jenis peradangan pada hati penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari konsumsi alkohol, lemak berlebih, penyakit autoimmune sampai dengan obat – obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis yaitu hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Berdasarkan laman dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Situasi dan Analisis Hepatitis menyatakan bahwa di Indonesia, jenis virus yang paling banyak terjadi adalah hepatitis B sehingga menjadi negara terbesar kedua di South East Asian Region (SEAR). Sekitar 28 juta penduduk Indonesia dinyatakan terinfeksi hepatitis B dan C, 14 juta diantaranya berpotensi menjadi kronis, dan dari 1,4 juta yang kronis tersebut berpotensi menjadi kanker hati.


Gejala umum Hepatitis akan muncul setelah 2 minggu - 6 bulan setelah masa inkubasi yang ditandai dengan demam, mual dan muntah, penyakit kuning, feses berwarna pucat, urine berwarna gelap, nyeri perut dan sendi, penurunan berat badan serta kehilangan nafsu makan.


Perlemakan Hati (Fatty Liver)

Dikutip dari Journal of Lipid Research, Fatty Liver Disease menjadi salah satu pemicu terbanyak penyakit hati yang terus meningkat di United States bahkan hingga seluruh dunia, khususnya di negara berkembang. Prevalensi Fatty Liver terus meningkat karena tingginya jumlah individu dewasa dan anak-anak yang obesitas (kelebihan berat badan) atau memiliki sindrom metabolik maupun diabetes tipe 2, semua faktor risiko utama tersebut dapat menunjang perkembangan dari penyakit ini. Namun perlu digaris bawahi bahwa obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2 juga tidak selalu menjadi penyebab utamanya.


Fatty Liver umum terjadi pada pria dibandingkan wanita dengan rentang usia pertengahan sampai dengan lanjut usia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab Fatty Liver, terjadi karena terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam hati yang dipicu oleh konsumsi minuman keras (alcoholic fatty liver) atau sebab lain (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD), seperti diabetes dan obesitas. Fatty Liver dapat diatasi dengan menurunkan berat badan melalui modifikasi gaya hidup seperti diet rendah lemak.


Sirosis Hati

Setelah hati meradang dan bengkak, maka akan coba diperbaiki dengan membentuk bekas luka kecil atau scar. Jaringan parut ini disebut "fibrosis" dan membuat hati lebih sulit untuk menjalankan fungsinya. Saat cedera berlanjut, jaringan parut yang terbentuk dan mulai menyatu akan semakin banyak. Maka, pada tahap berikutnya lah yang disebut "sirosis". Pada sirosis, area hati yang rusak menjadi permanen.


Kolestasis

Kolestasis terjadi ketika sekresi berbagai zat ke dalam duodenum terhambat, dan penghambatan ini menyebabkan zat - zat ini tetap berada di hati, menyebabkan kerusakan sel-sel hati. Kolestasis didefinisikan sebagai penghambatan aliran empedu karena gangguan sekresi hepatosit atau obstruksi aliran empedu melalui saluran empedu intrahepatik dan ekstrahepatik. Terhambatnya aliran tersebut, maka dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning.


Kanker Hati

Karsinoma Hepatoseluler (KHS) merupakan tumor ganas yang berasal dari hepatosit dan secara klinis bersifat progresif dan selanjutnya disebut sebagai kanker hati. Kanker hati memiliki beberapa faktor risiko seperti:

  • Usia

  • Jenis kelamin pria yang lebih rentan terhadap kanker hati

  • Riwayat kanker dalam keluarga

  • Hepatitis B & C

  • Diabetes Mellitus

  • Konsumsi Alkohol

  • Sirosis atau Pengerasan Hati

  • Obesitas dan Fatty Liver


Kanker hati memiliki beberapa gejala yang harus diwaspadai seperti nyeri pada perut bagian kanan atas, penurunan berat badan secara drastis, benjolan dibawah tulang iga sebelah kanan atau atas perut serta lemas dan merasa cepat lelah. Namun, terdapat gejala lain seperti gejala lanjutan yaitu mata terlihat kuning, perut membesar yang berisikan cairan, perubahan kesadaran dan muntah darah.


Menjaga Organ Hati Agar Tetap Sehat

Penting untuk tetap menjaga kesehatan hati sebagai salah satu organ yang memiliki peran penting terhadap kesehatan tubuh. Jangan sampai hati menjadi bermasalah yang mengakibatkan timbulnya sebuah penyakit. Namun, dalam pencegahan maupun pengobatan gangguan hati akan tergantung pada jenis penyakitnya. Secara umum, apabila gangguan hati yang terjadi masih dikategorikan ringan maka dapat dibantu atasi dengan mengubah gaya hidup, seperti menurunkan berat badan agar tidak overweight dengan melakukan diet, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.


Apabila MetroFriends memiliki kerabat atau keluarga yang didiagnosa penyakit hepatitis, hindari untuk melakukan kontak langsung dengan darah maupun cairan tubuh penderita. Hal penting lainnya untuk mencegah dan menjaga hati agar tetap sehat adalah tidak lupa untuk melakukan vaksinasi hepatitis sebagai salah satu bentuk pencegahan yang baik.


Jika MetroFriends ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai gangguan hati maupun rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia atau dapat berkonsultasi langsung dengan Dokter Spesialis Hepatologi Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. (AR)


48 views
bottom of page