Menjaga Kesehatan Ditengah Polusi Udara

Metrohealth - Kian hari, buruknya kualitas udara semakin terasa nyata. Khususnya di kota Jakarta. Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) kualitas udara mengalami penurunan berdasarkan Indeks Kualitas Udara atau AQI di Jakarta, terutama di pagi hari, masuk daftar kota dengan kategori tidak sehat atau buruk. Apabila kondisi tersebut berlanjut dalam jangka panjang, maka dampak buruk polusi udara akan membawa akibat negatif untuk warga Jakarta, khususnya anak-anak.
Komposisi udara bersih sangat diperlukan bagi setiap orang karena sangat ideal untuk kehidupan, baik manusia, tumbuhan maupun hewan. Melalui laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut terdapat sembilan dari sepuluh orang secara rutin menghirup udara dengan tingkat polusi yang berbahaya.
Polusi udara adalah kondisi terdapatnya ada satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di udara (atmosfer) yang jumlahnya berada pada titik yang membahayakan. Batas maksimal udara berkualitas baik dan bersih berada pada angka maksimal 50.Ketika AQI berada di antara 100-150, terlebih angkanya mencapai >150 maka seluruh kelompok masyarakat harus memiliki kewaspadaan yang tinggi.
Penyebab Polusi Udara
Udara merupakan media lingkungan yang perlu menjadi perhatian dari sasaran dan kawasan tersebut diatas. Dikutip laman Katadata, terjadinya penurunan kualitas udara disebabkan karena adanya pencemaran udara, diantaranya:
Pencemaran udara tersebut timbul karena beberapa zat - zat pencemar udara atau yang biasa disebut dengan polutan.Setiap polutan memiliki dampak yang berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis yang lainnya. Zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara diantara: Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Sulfur Dioksida (SO2),Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrokarbon (HC), Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), dan Partikular (PM10).
Pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin, minyak, batu bara. Fosil tersebut akan melepaskan karbon monoksida dalam kadar tinggi.
Meningkatnya kegiatan industri yang menghasilkan polutan PM 2.5 dan 10, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, dan karbon monoksida penyebab utama yang dikeluarkan dari aktivitas industri.
Kendaraan motor dan mobil menjadi penyumbang utama dari polusi udara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan sebesar 60% polusi terjadi karena pemakaian motor dan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak atau BBM.
Pembakaran sampah secara sembarang dan di tempat terbuka juga sebagai salah satu pemicu pencemaran udara.
Dampak Buruk Polusi Udara
Polusi udara yang terjadi dimanapun, tentu memiliki dampak buruk yang terjadi dalam ruangan (indoor pollution) maupun di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup. Beberapa dampak buruk dari polusi udara antara lain:
Adanya risiko gangguan pernapasan karena polusi udara akibat kebakaran, kendaraan, dll. Jika terhirup, udara yang tercemar dapat mengganggu kesehatan paru-paru dan pada akhirnya menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta meningkatkan risiko penyakit paru-paru lainnya.
Mata merah dan iritasi karena adanya zat - zat pencemar udara, dapat membuat mata menjadi merah dan mengganggu penglihatan.
Meningkatkan risiko permasalahan kulit, seperti timbulnya jerawat, alergi dan iritasi. Kulit menjadi terasa gatal dan juga bersisik.
Terbatasnya aktivitas
Di dalam udara kotor ada yang namanya kandungan timbal, yang apabila masuk ke dalam saluran pernapasan anak, akan berdampak sangat berbahaya. Bisa menyebabkan terjadinya penghambatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan si anak tersebut.
Mengurangi jarak pandang karena tebalnya polusi.
Membuat penyakit Asma kambuh.
Dapat menimbulkan risiko kanker paru-paru.
Meningkatkan risiko sakit jantung, dan
Mempercepat kematian.
Cara Menjaga Kesehatan Dari Polusi Udara
Beberapa penyebab polusi udara diatas merupakan hal yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Polusi udara dapat menyebabkan berbagai macam dampak buruk, sehingga harus dilakukan upaya untuk tetap menjaga kesehatan tubuh ditengah polusi udara. Untuk mengurangi paparan polusi udara, dapat dilakukan beberapa cara seperti:
Membersihkan ventilasi. Ventilasi merupakan celah keluar masuknya udara atau sebagai tempat pertukaran udara ini perlu dijaga kebersihannya. Untuk itu perlu rutin dilakukan membersihkan ventilasi.
Menggunakan air purifier sebagai salah satu alat untuk membersihkan udara di dalam ruangan.
Cuci sprei secara teratur untuk menghilangkan debu serta kotoran sisa-sisa polusi yang mungkin menempel.
Jika udara sekitar rumah sedang baik, disarankan untuk membuka jendela rumah agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi.
Menggunakan masker.
Olahraga secara rutin, dan
Hindari merokok
Berbagai upaya harus terus dijalankan dengan memberikan perlindungan bagi udara agar tetap terjaga dan tidak membawa penyakit pada makhluk hidup. Penyebab adanya polusi udara sangatlah bermacam - macam. Sehingga perlu adanya upaya berkelanjutan untuk melindungi udara yang kita hirup agar tetap terjaga sehingga memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Jika MetroFriends ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai gangguan pernapasan, maupun rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layananMetrovia atau dapat berkonsultasi langsung dengan Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. (AR)