Our Patient's Story: Tak Kapok Lari Pasca Serangan Jantung
Updated: May 6, 2021
Bersama Widjajanto Budi Sulistijo – Vice President Product Management PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin)

MetroHealth RS MMC - Terkena serangan jantung seolah tak membuat bapak yang satu ini kapok untuk berlari. Rekan kerja sejawat bahkan menyebutnya gila. Pertanyaan selepas operasi yang dilemparkan ke dokter, ”Saya masih boleh lari, dok?”
Setahun yang lalu mungkin menjadi moment yang tak terlupakan bagi Widjajanto Budi Sulistijo. Berada di Stadion Soemantri, ditengah persiapannya mengikuti lari marathon di Australia, mendadak pria yang akrab dipanggil Widjajanto mengalami serangan jantung. Segera saat itu ia dilarikan ke RS MMC untuk mendapatkan penanganan.
”Satu moment yang tidak akan saya lupakan, karena saat itu kondisinya sudah sangat mengancam nyawa dan kritis,” kenangnya.
Widjajanto kembali mengenang kejadian tersebut. Semula, tuturnya, dia merasa tidak ada yang aneh dengan kondisi tubuhnya. Dalam seminggu minimal tiga kali berolahraga. Bahkan, sebelum kejadian serangan jantung dia baru saja melakukan medical check up. Sampai akhirnya tanpa diduga dia mengalami kejadian yang bisa mengancam nyawanya.
Banyak yang berubah pasca serangan jantung tersebut. Pria yang berdomisili di kota kembang, Bandung, itu menyadari bahwa olahraga saja tidak cukup untuk menghindari serangan jantung. Namun, tambahnya, perlu juga didukung dengan konsumsi makanan yang sehat. Dia menyebut olahraga menjadi semacam enabler atau support yang perlu diimbangi dengan pola hidup sehat.
Kini, Widjajanto semakin disiplin dengan makanan. Meski diakuinya terkadang sulit untuk lepas dari godaan makanan enak. Bahkan untuk mendukung membentuk habit mengkonsumsi makanan sehat, dia dibantu dengan aplikasi penghitung kalori dan tentunya rekomendasi dari tenaga ahli.
Tetap Beraktivitas Fisik Pasca Serangan Jantung

Pria yang mengidolakan mantan kiper Real Madrid, Icer Casillas itu seperti tak kapok untuk berolahraga lagi. Dia meyakini bahwa serangan jantung tak lantas membuatnya pensiun berolahraga. Setelah operasi, dokter melarangnya untuk terjun ke dunia lari minimal enam bulan. Namun baru satu bulan berjalan, dia memutuskan untuk kembali ke jalan hanya sekadar untuk jogging santai.
Olahraga yang ditekuninya hingga saat ini adalah lari, sama seperti sebelumnya. Pria yang juga menjadi pengurus klub lari di perusahaannya itu didampingi pelatih saat berolahraga. Aktivitas fisik yang dijalaninya disesuaikan dengan kemampuannya. Adanya pelatih juga membuat aktivitas fisik yang dijalankannya menjadi lebih terkontrol. ”Pelatih saya selalu mengingatkan ketika saya lari, terlalu lama atau terlalu jauh. Dia akan mengingatkan untuk mengurangi porsi jika berlebih,” terangnya.
Dokter yang menangani saat serangan jantung pun turut menyarankan untuk berolahraga kembali. Sebagaimana saran dokter, pria yang gemar lari itu dianjurkan untuk berolahraga minimal tiga kali seminggu. Hanya saja, imbuhnya, porsinya tidak lagi sama seperti dulu. Maksimal lima kilometer. ”Masih ingat setelah saya bangun dari icu, saya bertanya ke dr. Puti, saya masih boleh lari gak?” kenangnya sambil tertawa.
Pesan bagi Sesama Survivor
Pria yang mengemban amanat sebagai vice president di salah satu BUMN itu turut membagikan pesan bagi sesama survivor. Pertama terkait olahraga, tetaplah berolahraga meskipun pernah mengalami serangan jantung. Lakukan latihan fisik yang cocok dengan kondisi diri masing-masing. Kedua, kembali ke gaya hidup sehat, khususnya makan. Menjaga kalori seimbang dan pola makan mungkin sulit namun perlu diterapkan demi kesehatan jantung. Ketiga, tetap mewaspadai faktor yang tak terduga. Ada faktor yang mungkin di luar kontrol meski risiko telah dihindari. Di sini lah pentingnya kita untuk tetap berdoa.
Terakhir, pria kelahiran 1968 silam itu menguraikan kesannya selama dirawat di RS MMC. Dia menyebut penanganannya sangat memuaskan. Pelayanannya bagus serta ditunjang dengan fasilitas yang memadai. Saat ini Widjajanto tengah masa pemulihan pasca merampungkan operasi jantung yang kedua pada Oktober 2019 lalu. (MNS/DDY)
Klik disini untuk pendaftaran konsultasi lebih lanjut!