Waspada Infeksi Saluran Kemih Pada Anak

Metrohealth - MetroFriends dan MetroParents tahu gak sih ternyata tidak hanya infeksi saluran napas atas dan diare yang sering diderita anak-anak, infeksi saluran kemih menjadi salah satu penyakit yang kerap dialami pula oleh anak - anak. Namun, terkadang gejalanya masih sulit dikenali sehingga penting bagi para MetroParents untuk mengetahui pemahaman lengkap terkait infeksi saluran kemih pada anak.
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan Infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih, antara lain: uretra (saluran antara kandung kemih dan tempat keluarnya air seni), kandung kemih, ureter (saluran antara kandung kemih dan ginjal), dan ginjal. Adanya bakteri di saluran keluar kandung kemih, yang dapat berjalan melalui ureter ke ginjal menjadi sebagian besar penyebab terjadinya ISK.
ISK pada anak dapat dibedakan berdasarkan gejala klinis, lokasi infeksi, dan kelainan saluran kemih. Apabila berdasarkan gejala, ISK dibedakan menjadi ISK asimtomatik dan simtomatik. ISK asimtomatik adalah bakteriuria bermakna tanpa gejala. ISK simtomatik yaitu terdapatnya bakteriuria bermakna disertai gejala dan tanda klinik.
Perbedaan Gejala ISK pada Anak dan Dewasa
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu kondisi penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Biasanya, penyakit ini disebabkan oleh bakteri E.Coli. Tidak hanya pada orang dewasa, anak-anak juga sangat rentan dengan penyakit ISK.
Namun, penyakit ini lebih umum dialami oleh wanita dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan wanita memiliki uretra atau saluran kencing yang lebih pendek dibandingkan laki-laki. Berdasarkan lokasi infeksi, ISK dibedakan menjadi ISK atas dan ISK bawah, sedangkan berdasarkan kelainan saluran kemih, ISK dibedakan menjadi ISK simpleks dan ISK kompleks.
Dikutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kuman Escherichia coli (E. coli) menjadi salah satu jenis kuman yang paling sering menyebabkan ISK dengan persentase sebesar 60-80 persen. Tidak hanya E. coli, ISK dapat disebabkan kuman lain, seperti Klebsiella, Proteus, Enterokokus, Enterobacter, Citrobacter, Pseudomonas aeruginosa, Serratia spp dan berbagai kuman lainnya.
Gejala ISK Pada Anak
ISK pada anak memiliki gejala klinis yang bervariasi, dapat berupa ISK asimtomatik hingga gejala yang berat yang dapat menimbulkan infeksi sistemik. Oleh karena itu, ISK pada anak kerap tidak terdeteksi hingga menyebabkan komplikasi gagal ginjal. Berdasarkan Jurnal Sari Pediatri, terdapat beberapa gejala lain yang dapat menunjukan adanya ISK pada anak yaitu:
Demam
Penurunan berat badan
Nafsu makan berkurang
Tampak kuning,
Muntah dan diare
Nyeri ketika berkemih
Anyang-anyangan,
Air kemih keruh, dan nyeri pinggang.
Tindakan Terhadap ISK Pada Anak
Mengutip pada laman Unit Kerja Koordinasi Nefrologi IDAI, beberapa tindakan berikut dapat membantu menegakkan diagnosis, seperti:
1. Urinalisis
Pemeriksaan tanda vital termasuk tekanan darah, pengukuran antropometri, pemeriksaan massa dalam abdomen, kandung kemih, muara uretra, pemeriksaan neurologi ekstremitas bawah, tulang belakang untuk melihat ada tidaknya spina bifida, perlu dilakukan pada pasien ISK.
2. Pengambilan Darah
Dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan membedakan ISK atas dan bawah.
3. Biarkan Urin
Pengambilan sampel urin untuk biakan urin dapat dilakukan dengan cara aspirasi suprapubik, kateter urin, pancar tengah (midstream), dan menggunakan urine collector.
Cara Mengatasi ISK Pada Anak
Dikutip dari Urology Care Foundation, cara mengatasi infeksi saluran kemih pada anak adalah dengan pemberian antibiotik. Terkadang, beberapa hari kemudian, setelah dokter mendapatkan hasil kultur urine, antibiotik mungkin diganti menjadi antibiotik yang bekerja lebih baik melawan jenis bakteri yang ditemukan dalam urine anak.
Cara pemberian dan berapa hari harus minum antibiotik tergantung pada jenis infeksinya. Jika infeksi saluran kemih pada anak cukup parah dan tidak bisa minum, antibiotik mungkin perlu diberikan dengan cara disuntik. Jika tidak, antibiotik yang bisa diberikan adalah yang jenis oral atau diminum.
Bergantung pada jenis antibiotik yang digunakan, anak mungkin perlu minum satu hingga empat dosis per hari. Dokter juga mungkin meminta untuk memberikan obat-obatan kepada anak sampai tes lebih lanjut selesai. Setelah beberapa dosis antibiotik, anak mungkin tampak jauh lebih baik.
Sebagian besar kasus infeksi saluran kemih pada anak sembuh dalam waktu seminggu jika ditangani dengan cara yang benar. Namun, seringkali perlu waktu berminggu-minggu sampai semua gejala hilang. Penting untuk memastikan agar anak minum antibiotik sesuai dosis dan anjuran dari dokter. Bahkan jika gejalanya telah hilang, jangan hentikan pemberian antibiotik, tanpa instruksi dokter. Jika gejala memburuk atau tidak membaik dalam 3 hari, anak mungkin perlu ke rumah sakit.
Perawatan ISK pada Anak Jika Sudah Parah
Dikutip dari KidsHealth.org, anak-anak dengan infeksi yang lebih parah mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit sehingga mereka bisa mendapatkan antibiotik melalui suntikan atau IV (secara intravena, diberikan ke pembuluh darah langsung ke aliran darah).
Perawatan ini mungkin terjadi jika kondisi anak:
Sudah mengalami demam tinggi atau terlihat sangat sakit, atau kemungkinan infeksi ginjal.
Berusia kurang dari 6 bulan.
Bakteri dari saluran kemih yang terinfeksi mungkin telah menyebar ke darah.
Mengalami dehidrasi atau muntah dan tidak dapat minum cairan atau obat apa pun melalui mulut.
Cara Mencegah ISK Pada Anak
Selain cara perawatan, MetroParents juga harus tau cara mencegah saluran kemih pada anak sebelum semakin parah. Dikutip dari KidsHealth.org, terdapat beberapa cara untuk mencegah ISK pada anak. Antara lain:
Pada bayi dan balita, sering-seringlah mengganti popok untuk membantu mencegah penyebaran bakteri penyebab ISK.
Ketika anak-anak dilatih menggunakan toilet, penting untuk mengajari mereka kebersihan yang baik
Anak perempuan harus tahu untuk membersihkan dari depan ke belakang — bukan dari belakang ke depan — untuk mencegah penyebaran kuman dari anus ke uretra.
Gadis usia sekolah harus menghindari mandi busa dan sabun yang kuat yang dapat menyebabkan iritasi. Mereka juga harus mengenakan pakaian dalam katun, bukan nilon karena cenderung tidak mendorong pertumbuhan bakteri.
Semua anak harus diajari untuk tidak memegang alat kelamin ketika mereka harus pergi. Kencing yang tertinggal di kandung kemih memberi bakteri tempat yang baik untuk tumbuh.
Anak-anak harus minum banyak cairan tetapi hindari yang mengandung kafein.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Hubungi dokter segera jika anak MetroParents mengalami demam yang tidak dapat dijelaskan dengan menggigil kedinginan, terutama jika ada juga nyeri punggung atau jenis nyeri apa pun saat buang air kecil atau beberapa contoh gejala berikut:
Kencing berbau busuk, berdarah, atau berubah warna.
Sakit pinggang atau sakit perut (terutama di bawah pusar).
Demam lebih dari 101 ° F (38,3 ° C) pada anak-anak atau 100,4 ° F (38 ° C) rektal pada bayi.
Demam.
Sulit makan.
Muntah berulang kali.
Jika MetroFriends dan MetroParents ingin tahu lebih lanjut mengenai penanganan ISK pada anak maupun rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia atau dapat berkonsultasi langsung dengan Dokter Spesialis Anak yang dapat ditemui di lantai 5 Poli Anak Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. (AR & NAM)